Sabtu, 20 September 2014

Trip to Pulau Dewata Part 1

Halo semua, salam sabtu pagi, salam anti-phobia malam minggu. Disini gue akan share trip gue ke pulau dewata a.k.a bali pada tanggal 24 - 27 Juni 2014 lalu. Ini adalah kali pertama gue ke pulau surga itu dibanding temen temen gue yang udah mendahului(?). Dalam post ini gue akan menceritakan trip singkat gue. Enjoy!

Day 0:

Tahap paling merepotkan sekaligus nyebelin adalah PACKING  . Sip, ini paling ngeselin, dimana kita harus pinter pinter naro mana yang penting dulu dan mana yang gak penting penting amat. Dan tentunya kita mesti nginget nginget barang yang amat harus dibawa ketika liburan nanti. Lupa dikit, selangkangan jamuran semua karna lupa bawa sempak ganti. Tapi sebagai cowok, gue gak terlalu ribet dan ambil pusing dalam urusan packing, gue hanya mendahulukan barang penting, lalu kemudian barang kesayangan. Dan tips gue adalah, diusahakan barang kesayangan lu adalah termasuk barang penting lu, sebagai contoh kecil, sempak kesayangan. Yang tentunya akan sangat berguna buat diri lo, karena lo gak akan lupa akan benda penting sekaligus sakral untuk hidup lo yang wajib dibawa.


Skip Packing Kelar

Laptop adalah barang paling sakral dibawa setelah sempak. Dari informasi yang gue kubek, hotel yang akan gue inapi menyediakan wifi gratis. Hotelnya aja udah surga, gimana pulaunya nanti. Ciee~

Sip, saatnya otw Soekarno - Hatta. Didalam taksi, gue hanya berdiam diri sambil ngabarin doi dari kejauhan. Begitupun nyokap dan adek gue, mereka semua terjebak dalam diam. Kecuali bokap yang dari tadi ngoceh sama supir taksi. Kayaknya sebentar lagi mereka akan sahabatan dan pak supir bakal diajak liburan bareng.

Bokap sengaja ngajak berangkat pagi buta supaya gak kejebak macet, tapi tetep aja kejebak macet. Untungnya gak berdampak ketinggalan pesawat, justru ketika gue sampai di gate, gue masih menunggu lama. Kirain deket deket mau flight....

Seperti yang gue bilang diatas, mari kita skip ketika gue sudah di gate. Semua keadaan di gate begitu ramai dengan urusan mereka masing masing, termasuk yang ngeliat ngeliatin pesawat sambil minta uang. Gue sendiri masih terpaku sama handphone gue. Doi sendiri gak siap gue tinggal liburan selama beberapa hari kedepan, padahal liburan gue termasuk singkat. Apakah ini menandakan kalau gue cowok yang ngangenin(?)..... Ah yaudahlah yaa....

Ditengah suasana sibuk yang masih kental terasa, alarm kebakaran berbunyi. Seketika ruangan hening, mereka semua memiliki pikiran yang sama dengan gue. "Ada apaan yak?", kalau dibilang kebakaran ya gak ada api sama sekali, kalau dibilang gak kebakaran ya kenapa itu bisa bunyi. Apa jangan jangan, ini cuma settingan semata dan sebentar lagi akan terjadi flashmob, kemudian kita semua menari dalam terminal dengan rasa bahagia dan was was takut ketinggalan pesawat karna keasikan joget. Gue menghentikan lamunan gue, ternyata yang terjadi adalah kesalahan teknis. Terbukti dimana crew (entah apa namanya) bandara dengan sigap mendekati alarm, dan cuma diliatin aja...... Mungkin mereka heran flashmob belum mulai padahal kode sudah di bunyikan.

Kemudian bunyi alarm pun terhenti, tidak ada hal berbahaya yang terjadi, semua aman dan terkendali. Gue kembali melanjutkan kesibukan gue dengan handphone.

Pesawat gue sudah tiba, dan saatnya flight to denpasar!. Bali here i come...


Setelah sekitar 1,5 jam akhirnya gue sampai di Bandara Internasional Ngurah Rai. Damn, what a cool airport!  Jujur aja, ini adalah kali pertama gue nginjek yang namanya pulau dewata alias Bali, jadi baru sampai di bandara aja gue udah norak. Untung gue mengurungkan niat gue untuk melepas sepatu gue dan nyeker karna gak tega ngotorin karpet.

Semua urusan airport beres, gue dan keluarga menemui supir yang akan menemani gue dan keluarga di bali. Beres masukin barang bawaan ke bagasi, gue dan keluarga langsung dibawa ke hotel. Di mobil gue melihat keadaan sekitar, banyak orang bule berlalu lalang, bahkan gue berasa di luar negeri, gue sempet berfikir jangan jangan pengamen lokal disini memasang tarif dengan kurs USD.

Ketika gue sampai di hotel, kamar masih belum siap, jadi, mau gak mau harus nunggu. Gak mau bete dan udah kelaperan juga di pesawat gak di kasih makan, gue sekeluarga memutuskan ke mall deket hotel. Jaraknya gak jauh, sama seperti jarak dari rumah ke warung langganan nyokap. Gue berkeliling sekitar mall gak ada warteg, burger king lah yang menjadi tempat makan gue sekeluarga. Disini gue cuma bisa bengong, dimana gue berpakaian rapih sopan sebagaimana layaknya, orang orang bule yang ada di sekitar gue pada pake baju renang dan telanjang dada. Men... kalau gue yang telanjang dada mungkin gue udah diliatin satpol pp dari tadi.

Singkat cerita gue sudah sampai di hotel dengan kamar yang sudah siap. Hal yang pertama gue lakukan disini adalah, minjem sepeda. Kebetulan hotel tempat gue menginap meminjamkan sepeda.
Dengan penuh kesotoy-an,  gue keluar basement hotel, dan menjelajah daerah kuta bali. Mungkin karna jam segini (sekitar jam 5 sore WITA) adalah rush hour disini, jadi, kemacetan terjadi dimana mana.

Andai aja gue sama cewek gue, mungkin sekarang lagi sepedahan bareng, trus kita pegangan tangan, bikin macet jalanan yang ada di belakang kita. Romantis, tapi minta ditabrak. Seiring sepeda terus gue kayuh, gue makin ngeri sendiri, karena jalanan udah makin penuh aja, gue pun menambah kecepatan sepeda gue, dan setelah beberapa menit akhirnya sampai di gerbang Pantai Kuta. tapi sebelum itu, gue sempet di klaksonin taksi. Gue kira gue bakal di culik atau di apain. Ternyata di nawarin gue buat naik taksi...... Dia pikir gue melayang, gak bawa sepeda.

Kesan pertama gue ketika tiba di pantai kuta adalah, jauh banget sama ancol. Gue memarkirkan sepeda gue dan mulai bermain air. Sendirian....., iya sendirian.....

Gue basah basahan sendiri, cuci kaki sendiri, liat pantai sendiri, layaknya jomblo. Kerjaan gue di pantai naro sendal, mainin air pake kaki, lalu menghadap matahari sambil memikirkan doi. Pose gue selayaknya boyband yang menjadi bintang iklan make up wanita.


Puas main di pantai, gue kembali menyusuri daerah kuta masih dengan kesotoy-an gue. Kali ini gue mencoba masuk gang - gang kecil. Ternyata gang kecil tersebut menembus pada pasar yang menjual beraneka ragam barang yang "pantai bangedhhh" , kondisinya masih sama kayak jalan utama, macet. Kadang ada mobil gatau diri lewat gang kecil, malah gue yang kena klakson. Ketika gue menyusuri pasar ini, gue gak bisa berlama lama karena antrian kendaraan dibelakang yang makin banyak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar